Wednesday, March 18, 2015

Jangan Suruh Anak Beli Rokok !!!

JEGEG-BEAUTY, Anak-anak seringkali disuruh oleh orang tua atau kerabatnya untuk membeli rokok, terutama di warung. Meski terlihat sepele, hal ini secara tidak disadari bisa memicu anak untuk mengonsumsi rokok.

"Sering disuruh beli rokok seperti itu anak akan menganggap rokok itu legal, hal yang normal akibatnya, dia bisa saja mencoba rokok di usia dini," kata pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi ditemui di Kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jl. Samratulangie, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).

Secara langsung tetapi tidak disadari orang tua, menyuruh anak membeli rokok dikatakan Tulus sama saja mengenalkan rokok pada anak. Bahkan, Tulus tak menampik sering ditemukan kekerasan orang tua pada anak hanya gara-gara si anak tidak mau membelikan rokok.

"Tragis sekali ya, orang tua secara tidak sadar mengenalkan rokok pada anak, seolah-olah rokok ini normal padahal fakta sosiologisnya rokok ini abnormal," imbuh Tulus.

Praktik pembelian rokok oleh anak juga dikatakan Tulus tak lepas dari peran retailer juga pedagang eceran. Sebab, survei YLKI yang dilakukan bulan Februari-Maret tahun ini mengindikasikan bahwa penjual masij enggan menolak ketika ada pembeli rokok yang nyatanya berusia di bawah 18 tahun. Tulus menyebut berarti peraturan yang diberlakukan pemerintah bisa dikatakan belum efektif.

"Pertumbuhan konsumsi rokok di kalangan anak-anak, di Indonesia tercepat di dunia dengan prevalensi 16-17%. Bisa dikatakan ada pembiaran dari negara sehingga pertumbuhan perokok anak sangat cepat. Baby smoker pun hanya ada di Indonesia," kata Tulus.

Data Global Youth Survey tahun 2012 menyebut ada sekitar 239 ribu baby smoker di Indonesia dengan pertumbuhan baby smoker sebesar 16-17%. Di tahun 2012 Global Youth survey juga mendata ada sekitar 6 juta perokok usia 10-18 tahun di Indonesia.


Tulus juga menyinggung perlindungan negara pada anak terhadap konsumsi rokok elektrik. "Pemerintah masih biarkan e-cigarette beredar karena regulasi tidak ada, kenapa tidak dibuat regulasinya? Sudah seharusnya pemerintah melarang ini sebelum menjadi wabah baru dan jangan lupa segera ratifikasi FCTC, " imbuhnya.

0 comments:

Post a Comment