JEGEG-BEAUTY, Setengah dari populasi pria pada umur 50 tahun ke atas dikatakan oleh peneliti akan mengalami kebotakan dengan derajat yang beragam. Untuk mengatasinya ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan seperti yang ditemukan oleh peneliti dari Amerika Serikat yaitu dengan rutin mencabut rambut.
Peneliti mengatakan dengan rutin mencabut bulu rambut mengikuti pola yang tetap tubuh akan mengenali seberapa serius cedera yang terjadi. Hal ini kemudian merangsang rambut untuk tumbuh lebih banyak dalam rangka melindungi kulit.
Tim peneliti dari University of Southern California berhasil membuktikannya dengan meregenerasi 1.300 helai rambut setelah sebelumnya mencabut 200 rambut pada tikus. Mereka awalnya sedang menginvestigasi bagaimana folikel rambut berkomunikasi satu sama lain untuk menentukan skala perbaikan yang diperlukan ketika ada suatu kerusakan.
Dalam serangkaian eksperimen, peneliti mencabut 200 rambut dengan berbagai ukuran pola melingkar pada tikus. Pada pencabutan densitas rendah dengan diameter lingkaran 6 milimeter (mm) tak ditemukan regenerasi, pada densitas sedang dengan diameter lingkaran 5mm ditemukan 1.300 rambut baru, dan pada densitas tinggi dengan diameter lingkaran 4mm ditemukan 780 rambut baru.
Akan tetapi apabila semua rambut pada pola lingkaran dicabut peneliti menemukan semuanya akan tumbuh kembali tapi tak ada regenerasi ekstra.
"Ini adalah contoh bagaimana penelitian sederhana awalnya dapat berujung menjadi pekerjaan yang memiliki potensi. Penelitian ini membuka target baru untuk menyembuhkan alopecia, sejenis kondisi kerontokan rambut," ujar pemimpin studi Dr Cheng-Ming Chuong yang penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal Cell seperti dikutip dari BBC pada Minggu (12/4/2015).
Tingkat inflamasi pada kulit ketika rambut dicabut disebut peneliti memegang kunci terhadap regenerasi ini. Inflamasi menjadi penanda kerusakan kulit dan melalui sinyal-sinyal kimia dan respon imun regenerasi pun terjadi.
Tim Chuong mengatakan setiap folikel rambut seperti memberikan voting apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka menyebut konsep ini quorum sensing.
0 comments:
Post a Comment